Kamis, 13 Februari 2014

bukan fiksi mini.

ada sebuah legenda yang menceritakan tentang bagaimana sepasang burung tanpa sayap dapat terbang. baiklah. ini bukan legenda. ini hanya karanganku saja.

**

mulanya mereka, sepasang burung gereja itu berjalan dari arah yang berbeda. ya, berjalan. sebab tidak memiliki sayap. dari atap ke atap, dengan berhati-hati mereka saling melompat. melompati atap, melompati ketakutan.

di atap pertama, langkah goyah. sementara kecemburuan kepada teman sepermainan sudah membungkam tabah. lalu melompatlah sepasang burung itu dari tempat masing-masing dengan menutup mata. namun tidak menutup harapan.

burung-burung itu tidak terlalu berjauhan. mereka hanya dipisahkan tiga atap yang jaraknya pun tidak terlalu berjauhan.

lalu dengan senyum sumringah di wajah dan tekad yang melebihi tabah, mereka bersamaan berlari. melompat lebih tinggi. menutup mata namun tidak hati.

lagi-lagi mereka tersenyum sambil membuka mata dan menatap semesta. dan mereka pun bertatapan.

"loh, sayap kamu mana?"
"aku terlahir tanpa sayap.""

keduanya sejenak terdiam. hingga terhenti ketika salah satu burung gereja itu bergumam.

"mari melompat bersamaan. namun kali ini tidak menutup mata. sebab jika aku atau pun kau yang duluan tiba, setidakya salah satu dari kita punya banyak cerita untuk dijadikan legenda."

mereka melompat bersamaan. namun kali ini tidak menutup mata. terpancar nanar harapan di sepasang mata masing-masing.

"aku akan terbang! kita akan terbang!"

tanpa sadar, sepasang burung itu terbang. terbang dari jasadnya.

Pekanbaru
14 Februari, 2014